Tuesday, 24 August 2021

Pengalaman Konseling Online di Ibunda

Selama beberapa tahun ini aku berada dalam fase yang tidak terlalu baik-baik saja. Lebih tepatnya sudah 6 tahun aku merasa hidupku enggak se-enjoy dulu. Ini disebabkan oleh perasaan duka yang masih tersisa. Aku sudah mencoba berbagai cara untuk mengatasi ini, tapi tidak membuahkan hasil yang signifikan. Jadi, tempo hari aku memutuskan untuk konsultasi ke psikolog di Ibunda.



Lama juga ya membutuhkan waktu 6 tahun untuk akhirnya minta pertolongan ke psikolog. Dulu, aku pikir perasaan duka ini akan seperti patah hati, yang akan berlalu dengan sendirinya. Aku pikir, dengan aku menenggatkan waktu selama sekian bulan untuk kembali hidup seperti biasa, bisa melalui perasaan duka itu. Nyatanya, perasaan duka itu rumit. Apalagi, duka akibat ditinggal seseorang yang begitu spesial di hati.

Aku butuh pertolongan. Aku mulai mencari informasi konseling. Aku coba konsultasi lewat aplikasi dokter online di halodoc karena harganya terjangkau meskipun waktunya sangat terbatas. Aku ingat punya kenalan saat kuliah dulu yang sekarang jadi seorang psikolog. Aku pilih dia. Tapi, aku enggak memberitahu kalau aku kenal dia. Alasan aku pilih dia karena mungkin bisa membuatku nyaman karena bisa ngobrol dengan orang di masa lalu yang aku kenal.

Tidak sia-sia aku curhat di platform itu. Melalui psikolog, aku bisa memvalidasi perasaan aku bahwa berduka itu wajar. Sedih ditinggal oleh seseorang yang begitu berarti itu wajar. Tidak lebay dan tidak ada masa kadaluarsanya. Karena setiap orang memiliki jangka waktu yang berbeda untuk melalui perasaan duka. Setidaknya dengan validasi ini aku bisa merasa lebih lega.

Tak cukup sampai di situ, aku ingin konsultasi lagi. Aku pilih Ibunda. Karena, kenalan aku praktik juga di situ. Awalnya aku ingin konsul dengan dia lagi. Tapi, karena satu alasan biarkan admin yang memilih siapa yang jadi konsultanku.

Jasa konseling yang aku pilih adalah e-counseling atau konsultasi online. Selain e-counseling ada counseling corner alias tatap muka. Tapi, karena sedang tidak memungkinkan jadi aku pilih konsultasi online aja.

Ada beberapa pilihan biaya konsultasi. Karena aku memilih e-counseling, biaya konsultasinya Rp165.000/sesi untuk pilihan konselor Essential. Kalau memilih konselor Premium, biayanya lebih malah. Perbedaan ini berdasarkan jam terbang konselor. Sedangkan waktu itu, terdapat paket biaya dengan potongan harga, aku memilih paket 2 sesi konseling dengan biaya Rp308.000 untuk 2 sesi. Lumayan mahal juga konsultasi ke psikolog, ehe.

Rincian paket biaya konseling di Ibunda, untuk masa berlakunya kurang tahu masih valid atau sudah enggak ada. (via chat WA dengan CS Ibunda)


Sesi konseling pun tiba. Aku terhubung dengan konselor, kami berkomunikasi melalui voice call saja. Aku menumpahkan semua cerita yang ingin aku utarakan sambil menangis. Pecah semua. Konselor menyimak baik-baik ceritaku.

Setelahnya, konselor memberikan aku pertanyaan-pertanyaan sederhana mengenai orang yang aku ceritakan, bagaimana kehidupan yang terjadi, hubungan aku dengan dia, dan sebagainya. Bukan pertanyaan yang membutuhkan mikir keras seperti ujian, jadi langsung jawab saja sesuai apa yang aku alami.

Melalui pertanyaan-pertanyaan itu, aku mendapatkan sudut pandang baru mengenai masalah yang aku hadapi. Tentu saja masalah itu tidak langsung selesai begitu saja. Tapi, setidaknya aku sedikit bisa semakin memahami perasaanku, apa yang bisa aku lakukan untuk menghadapi situasi panik akibat perasaan ini. Sedikit, karena bagaimanapun juga menghadapi masalah ini perlu proses panjang.

Selain pertanyaan, konselor juga memberikanku 'PR'. 'PR'-nya adalah aku diajak menulis untuk mendeskrisipkan perasaan aku dan apa saja perubahan yang terjadi setelah kejadian itu. Aku tidak pernah terpikirkan oleh hal ini sebelumnya, sebuah insight baru.

Sesi konseling berjalan dengan baik. Pikiranku lebih ringan dari sebelumnya. 

Bercerita kepada konselor psikolog, benar-benar membantuku. Meskipun tidak bisa mengatasi masalah dengan instan, namun perasaan dan pikiranku menjadi lebih tenang. Kesehatan mentalku jadi merasa lebih terjaga.

Perasaan yang aku alami saat bercerita ke konselor dibandingkan dengan teman sendiri jauh berbeda. Tentu saja, ya, namanya juga ahli psikolog. Aku jadi merasa tenang dan nyaman saat bercerita ke konselor.  Semakin dewasa aku pikir menemui psikolog menjadi hal yang harus dilakukan buatku, demi menjaga kesehatan mentalku.

sumber gambar


Buat teman-teman yang sedang mengalami masalah batin dan ingin sekali bercerita ke psikolog, namun belum berani atau tidak pernah sebelumnya, aku mendorong kamu untuk segera menemui psikolog. Menjaga kesehatan mental itu sangat penting. Menemui psikolog adalah langkah awal yang baik. Tidak perlu takut atau khawatir, karena aku yakin konselor akan menyimak ceritamu dengan baik dan memberikan saran terbaik. Barangkali malah ketagihan curhat dengan psikolog seperti aku.

Oh iya, jika dirasa konsultasi psikolog di Ibunda atau platform lain mahal, dengar-dengar ke psikolog Puskesmas melalui BPJS itu gratis, lho. Sayangnya aku belum pernah mencoba, karena situasi pandemi ini membuatku khawatir pergi ke Puskesmas. Jika suatu saat aku mencoba konsultasi melalui BPJS, akan aku bagi cerita pengalamannya di sini, yah!

Yuk, jaga kesehatan mental. Sehat, sehat, sehat!

0 comments:

Post a Comment