Wednesday 15 August 2018

Proses Perjalanan Menuju Magister Kajian Pariwisata Universitas Udayana

Mei lalu saya mengikuti rangkaian pendaftaran mahasiswa baru gelombang dua di Universitas Udayana dengan mengambil jurusan Magister Kajian Pariwisata. Meskipun saya tidak berhasil mendapatkan kursi alias gagal alias tidak lolos, saya ingin berbagi pengalaman bagaimana proses perjalanan menuju magister kajian pariwisata di Universitas Udayana. Karena, saat saya masih dalam proses pendaftaran, saya sudah penasaran dengan apa saja yang akan diujikan nanti. Tapi, saya kesulitan mencari kisi-kisi karena tidak begitu banyak informasi mengenai pendaftaran ini.

Sebelum mengisi formulir online pada situs penerimaan mahasiswa baru UNUD, kamu harus membuat akun terlebih dahulu. Setelahnya, diharuskan membayar uang pendaftaran agar dapat akses untuk mendaftar dan mengisi formulir pendaftaran. Kemarin, uang pendaftaran yang harus saya bayar berjumlah Rp 750.000, dibayar langsung melalui teller bank BNI. Nanti kamu akan diberi bukti pembayaran yang kemudian akan digunakan untuk membuka akses formulir pendaftaran.

Ada beberapa berkas yang perlu disiapkan dan tentu saja ketentuannya bisa dilihat langsung melalui situs UNUD. Nah, salah satu berkas yang wajib dikumpul adalah proposal tesis. Entah saya yang kurang dapat informasi atau memang tidak ada aturannya, saya sedikit kebingungan bagaimana format yang harus dikumpulkan. Takut ada yang kurang, begitu. Usai seluruh administrasi online dituntaskan, tinggal menunggu waktu untuk mengikuti ujian masuk yang dilaksanakan langsung di UNUD.

Ujian masuk yang diselenggarakan ada empat, yaitu ujian Tes Kemampuan Dasar (TKD), wawancara, Tes Potensi Akademik (TPA), dan TOEFL. Ujian tersebut dilaksanakan selama dua hari; TKD dan wawancara pada hari pertama, TPA dan TOEFL pada hari kedua. Dari keempat ujian ini, saya benar-benar enggak kebayang dengan ujian TKD. Apakah TKD ini mengujikan pengetahuan teori tentang pariwisata? Atau mengujikan pengetahuan secara umum? Atau bagaimana? Saya coba cari tahu melalui mesin pencarian tapi tidak juga ketemu kisi-kisinya. Untuk berjaga-jaga, saya akhirnya belajar mengenai pengetahuan dasar pariwisata.

Hari H pun tiba. Sesampainya di kampus pascasarjana UNUD, saya duduk di ruang ujian sambil mempersiapkan diri menerima soal TKD. Ternyata kawan-kawan, soal TKD tidak seperti yang saya bayangkan. Soal-soal TKD yang diujikan berbentuk esai dengan pertanyaan seperti; apa yang kamu ketahui tentang pariwisata Indonesia? Inovasi apa saja yang telah dilakukan oleh Kementerian Pariwisata? atau pertanyaan mengenai definisi dari berbagai istilah pariwisata. Jawaban dari tiap pertanyaan dibatasi per-kata-nya. Asalkan kamu mengikuti perkembangan pariwisata, mungkin kamu dapat menjawab soal TKD dengan lancar.

Selanjutnya adalah wawancara. Untuk tahap satu ini agak kurang jelas buat saya. Karena, saat saya dipanggil, hanya ditanya pertanyaan dasar seperti; kenapa mengambil jurusan ini dan ingin kuliah di sini? Dulu kuliah di mana ambil jurusan apa? Asal darimana? Yah, seperti itulah. Entah karena dosen pengujinya sedang sibuk untuk mempersingkat waktu atau tidak ingin berlama-lama. Kurang dari 10 menit, saya selesai melakukan wawancara. Saat saya diberi pertanyaan, dosennya sambil melihat data, proposal tesis, dan jawaban ujian TKD sebelumnya untuk memberikan penilaian. Tapi, sepertinya dosennya kurang serius dan memberi skor tanpa pikir panjang karena kertas ujian TKD saya tidak dibaca, langsung diberi coretan skor.

Hari kedua adalah ujian TPA dan TOEFL. Untuk TPA ya tidak begitu berbeda dengan soal-soal yang biasa diujikan. Begitupun TOEFL, hanya saja TOEFL ditambah dengan ujian menulis (writing). Saya sempat mengalami kesulitan pada listening test karena suara pembicaranya kurang jelas. Selain itu, writing test saya kacau balau. Ambyar pokoknya! Mungkin ini alasan saya tak diterima di UNUD? :))

Hanya selang seminggu dari ujian tulis, pengumuman sudah dapat dilihat melalui situs UNUD. Tapi kemarin diundur selama satu atau dua hari. Saya pun tidak menemukan nama diri sendiri dari daftar mahasiswa yang diterima. Sempat sedih, sih. Tapi ternyata kegagalan ini digantikan dengan kesempatan yang lebih baik.

Buat kamu yang sedang melakukan persiapan pendaftaran mahasiswa baru UNUD, khususnya magister kajian pariwisata, semoga informasi ini berguna, ya. Semangat dan semoga diberi kemudahan untuk bisa menjadi bagian dari magister kajian pariwisata UNUD!! All my best for you! :)

0 comments:

Post a Comment