Sebelum memulai perjalanan, kami melakukan briefing dan persiapan terlebih dahulu. Sekitar jam 5 sore, kami berkumpul di basecamp SAS alias kos Randi. Mempersiapkan peralatan perjalanan, mengingat pelajaran navigasi, dan menyusun beberapa rencana. Kami memulai perjalanan ba'da maghrib. Menggunakan angkot untuk menuju ke lokasi. Sesampainya di perumahan sekitar bawah Gn. Manglayang, kami mampir sebentar ke tempat Abah Egi & Kang Tatang. Makan malam, sholat, dan berisitirahat sejenak sebelum memulai pendakian. Sekitar 1-2 jam kemudian, sekitar pukul 11 malam, kami memulai pendakian.
Mendaki di gelapnya malam adalah hal yg menyenangkan. Karena beban sedikit berkurang, maksudnya jalanan gak begitu tampak, which means tanjakan gak berasa berat hehehe. Cuaca juga nggak panas. Pemandangan city light & bintang yg bertaburan menjadi suntikan semangat. Sekitar 1 jam perjalanan, kami mulai memasuki kawasan hutan. Pohon rindang menyapa kami. Hingga akhirnya mendengar suara gemericik air dan kami berhenti untuk mendirikan bivak, memasak, dan beristirahat untuk melanjutkan perjalanan keesokan harinya.
Hari ke-2 - Sabtu, 2/3/2013
Sinar matahari, kicauan burung, dan cuaca yg dingin menjadi alarm pagi. Terpal bivak yg sengaja dibuka memaksaku untuk bangun. Ternyata, di sebrang camp ada sungai yg mengalir :D Kegiatan pagi pun dimulai. Memasak sarapan, mengambil air, bersih-bersih diri, dan packing.
Hari ini kita akan mendaki sungguhan! Maksudnya mendaki sampai puncak Gn. Manglayang. Dengan catataaaan...akan membuka jalur! Jadi, kita gak akan mendaki melalui jalur setapak melainkan bikin jalur sendiri. Peta, kompas, pensil, douglas protaktor, dan golok tebas sudah siap! Sebelum berangkat, briefing dulu. Pemantapan materi. Kemudian, aku sama Yasmin sejenak pergi untuk mencari titik puncak gunung. Kami mendaki ke sebrang sungai dan menemukan ada rumah dan kebun singkong. Lalu, ada pengendara motor yg lewat, kami menanyakan jalur ke Gn. Manglayang lewat sebelah mana. Sedikit informasi kami dapatkan. Kami kembali ke camp dan memulai perjalanan tepat pada pukul 12.30. Dg formasi Majid sebagai penebas, Ghozi sebagai navigator, Sari dan Yasmin sebagai notulen.
Pendakian kami disapa oleh tanjakan yg terjal. Sesampainya diatas bertemu dg jalan sempit yg diapit oleh jurang dan punggungan gunung, jadi harus berhati-hati. Sedikit demi sedikit mulai menembak titik puncak gunung. Perjalanan terus berlanjut hingga kami masuk ke dalam hutan yg rindang. Semak-semak mulai menghadang. Penebasan sana sini dilakukan. Sampai akhirnya kami dihadapkan oleh tanah vertikal yg memiliki derajat sekitar 70. Tidak ada jalan lain kecuali mutar dan akhirnyaaa kami berusaha manjat. Tanah yg berpasir membuat kami kesusahan dan sering terpeleset lalu jatuh kebawah lagi. Aku yg ada di posisi depan Yasmin berusaha meraih akar pohon untuk naik ke atas. Majid yg udah diatas berusaha menarik aku. Baru segini, mental udah diuji. Dg susah payah dan sekitar 15 menit kemudian, akhirnya bisa juga naik ke atas. Disini kami mulai tersesat. Berusaha menemukan titik puncak untuk melakukan plotting.
Setelah berjalan-jalan dan tampak memutar, finally menemukan jalan setapak menuju puncak Gn. Manglayang! Selanjutnya kami mengikuti jalur tersebut. Aku yg udah sangat kelelahan nggak sadar kalau kacamata terjatuh. Detik menuju puncak, kami beristirahat sejenak dan aku baru sadar kalau kacamataku terjatuh. PR banget ini harus turun kebawah haha. Dg ditemani Prendi, kami berdua turun kebawah lagi mencari kacamata. Sebenarnya aku sudah pasrah, tapi gak bisa gitu juga sih, soalnya ini kacamata baru beli. Hari mulai gelap, hampir setengah jam mencari kacamata. Yak! Alhamdulillah ketemu! Bahagianyaaaa lalalala, lalu aku tos ke Prendi hahaha. Lalu kami mulai mendaki lagi, ternyata yg lain sudah pada duluan ke puncak. Gelap menyelimuti. Kami tidak membawa senter karena ada di carrier yg sudah dibawa duluan. Hanya berbekal senter hp. Kami menyerukan suara sebagai kode, dan ada yg menyaut dari atas lalu memberi arahan melalui cahaya lampu senter. Finally, kami sampai ke puncak!!!
Aku langsung tepar diatas terpal, sedangkan yg lain mulai sibuk memasak. Baju udah basah kuyup, karena keringat. Setelah tenaga terkumpul, kami memulai ritual makan malam. Ngobrol santai. Dan ditutup dg istrihat. Kali ini tidurnya agak gak nyenyak. Karena suhu yg dingin bangeeeet diakibatkan oleh angin yg kencang. Udah gitu, anginnya bikin suara gemuruh yg disebabkan oleh suara daun-daun pohon. Jadi semacam badai... dan kami berempat tidur di bivak.
Hari ke-3 - Minggu, 3/3/2013
Terpal bivak dibuka, yak saatnya untuk bangun. Dingin menyambut membuat mager untuk bergerak, tapi kami harus memasak sarapan supaya tidak mati kelaparan. Menu sarapan hari ini adalah spaghetti. Persediaan air menipis. Padahal di Gn. Manglayang nggak ada sumber air. Jadinya kita memelas minta air ke tenda sebelah, ke tenda pendamping, hehehe. Setelah makan, kami beres-beres barang dan packing. Membersihkan sisa-sisa sampah, leave no trace. Sebelum pulang, evaluasi dulu. Kesalahan kami lumayan banyak hehe, jadilah push up sejenak supaya semakin sehat (padahal mah sanksi). Sebelum turun, ada pendaki yg baru tiba. Kami mengobrol sejenak, ternyata dari PAL IKOPIN. Foto-foto dulu sebagai suvenir :D
Turunnya kami melalui jalur. Medannya terjal. Lumayan bikin dengkul linu. Kami memutuskan untuk mampir sebentar di puncak bayangan. Melihat pemandangan Jatinangor dari atas :D Lanjut, kami bener-bener turun ke bawah kaki gunung. Dengkul mulai linu, dan sesekali aku turunnya sambil jongkok dulu baru menurunkan kaki. Hahaha. Sempet juga Yasmin menggulingkan carriernya kebawah (jangan diikutin ya, gak baik). Lagi-lagi aku tertinggal. Majid yg ada di paling belakang nemenin aku turun. Sekitar 1-2 jam perjalanan, akhirnya sampai di bawah dan istirahat di warung dulu. Nikmatnya es teh manis...
Kemudian melanjutkan perjalanan dg jalan kaki hingga sampai ke basecamp SAS. Bahkan sempat kehujanan di sekitar Kiara Payung. Oh ya, disini kami punya teman baru yaitu Citra dan Rozi, mereka dari FE UNPAD yg sebelumnya lagi jalan-jalan dibawah kaki Gn. Manglayang. Really, such a great experience :)
---
Apa yg aku pelajari dari perjalanan ini adalah...
- Benar-benar harus mendalami materi navigasi dan plotting sebelum mendaki, apalagi harus buka jalur. Karena kalo udah tersesat, bisa bahaya.
- Harus ada manajemen air. Terutama kalau mendaki ke gunung yg susah sumber mata air. Air itu penting!
- Mental dan fisik disiapin sebelum naik. Yak fisik yg kurang bikin dengkul linu. Kapok deh, naik turun tangga susah. Badan encok...
- Tetap fokus selama mendaki. PR banget kan ya kalau barang hilang dan harus turun lagi untuk nyari barang tersebut. Pfft.
SRWRD.
gunung di lembang bandung cocok nih buat traveling libur akhir tahun
ReplyDeleteKalau untuk quality time bareng temen dengan mendaki cocok banget. Apalagi lokasinya dekat dari kota.
DeleteBtw saya baru sadar foto2nya pada rusak. Nanti dibenahi lagi :)) terima kasih sudah mampir!