Wednesday 17 June 2015

Menjelajahi Taman Nasional Kutai Sangkima

Selamat Datang di TN Kutai Sangkima

Taman Nasional Kutai menjadi TN ke-6 yg saya datangi pada tahun 2014. Bisa dibilang TN terjauh yg saya hampiri. Sebenernya engga juga sih, karena TN Kutai ini terletak sangat dekat dengan rumah saya di Bontang, tepatnya sekitar 1 jam dari rumah saya. Lokasinya berada di jalan raya menuju ke Sangatta. Sangat strategis tempatnya, jadi di jalan raya langsung kelihatan. TN Kutai terbagi menjadi 2, yaitu Sangkima & Prevab. Sangkima menjadi cagar alam, sedangkan Prevab lebih di khususkan sebagai tempat suaka margasatwa bagi Orang Utan. Karena keterbatasan waktu, saya hanya mampir ke Sangkima.

Tuesday 16 June 2015

Kaleidoskop 2014

netmediaplanet.com

Mungkin sudah terlambat untuk ngeposting hal-hal yg terjadi tahun lalu, tapi, tidak apa saya coba ceritakan kembali flashback tahun lalu, 2014.

Mengadu pada alam


Aku ingin ke puncak gunung. Lalu, berteriak sekencang-kencangnya.
Aku ingin ke bibir pantai. Lalu, menangis. Menangis sepuasnya, terisak sedalamnya. Sampai air mata ini menyatu dengan air laut.
Aku ingin ke tebing. Lalu, memanjatnya sampai puncak. Melawan gravitasi bumi, melawan diri sendiri, dan melawan rasa sakit.
Aku ingin ke sungai. Lalu, berenang mengikuti aliran yg tenang dan melawan arus. Menyatu pada derasnya air yg mengalir.

Sekuat-kuatnya perempuan, tidak ada yg lebih menguatkan selain dekapan lelaki yg selalu melindunginya.

Toilet umum favorit!

Stasiun Kiaracondong, Bandung. Bisa jadi adalah stasiun favorit aku sekarang. Kenapa? Karena toiletnya gokil, man! Yg mengelola stasiun ini bisa jadi adalah orang yg mengerti akan kebutuhan setiap perempuan kalau ke toilet, yaitu cermin!!! Mungkin ada sebagian perempuan yg kurang pede kalau ngaca di wastafel bareng perempuan yg lain. Tapi, dengan toilet disini anda bisa leluasa untuk ngaca! Kenapa??? Karenaaaa di setiap belakang pintu wc ada cermin sebesar pintu toilet! Aku bahagia, dan mungkin setiap perempuan yg datang ke toilet ini pun merasakan hal yg sama dan kelak suatu saat akan menjadi inspirasi di kamar mandi rumahku nanti hahaha. :)))



Mengenal Pilates

buenaforma.org

Saya mengenal pilates sekitar setahun yg lalu setelah dua tahun yg lalu saya kontrol ke dokter soal skoliosis saya dan direkomendasikan untuk ikut pilates. Saat itu dokternya merekomendasikan untuk pilates di Firmpoint Pilates. Setelah setahun kontrol saya baru inisiatif untuk mencoba pilates. Saya diharuskan untuk mengikuti kelas private karena medical problem dan harganya cukup mahal. Untuk satu kali sesi private harus mengeluarkan uang sekitar Rp 300.000,-. Saat itu saya mengambil 5x sesi private. Untuk setiap pengambilan sesi kelas, lebih banyak sesi akan dapat diskon. Beda dengan kelas reguler yg lebih murah. Mahal sih, tapi ya gimana namanya pengobatan karena menyembuhkan sakit emang gak boleh pelit.

Ketegangan Mabim Orad 2015! Superb!


Tidak ada rasa lebih lega karena telah selesai menunaikan mabim untuk adik-adik tersayang di mapala ini. Alhamdulillah telah terlaksana dg selamat semuanya. Mabim terdiri dari 3 rangkaian, yaitu mabim gunung hutan, tebing, dan olahraga arus deras (arung jeram). Saya tidak akan menceritakan secara detail mengenai mabim gunung hutan dan tebing, karena saya tidak ikut saat mabim gunung hutan serta mabim tebing hanya ngaping aja. Sedangkan mabim arung jeram saya yg bertanggungjawab. Yg jelas mabim kali ini berbeda sekali, tanpa Alfaris yg biasa menemani.

Mabim arung jeram bisa dibilang mabim terbangsat sih. Jadi ceritanya gini...

Monday 8 September 2014

Dewan Pengurus 2013-2014

PANTERA (Pioneer of Adventure and Rescue Association) adalah organisasi alam bebas di fakultas gue. Gue berminat masuk kedalam mapala ini saat gue menginjak semester 3. Telat sih emang. Tapi karena rasa penasaran gue yang amat tinggi, akhirnya gue daftar menjadi calon siswa dan disinilah gue dipertemukan dengan orang-orang tersayang gue di SAS (angkatan gue).. Gue gak ngerti banget soal mapala. Bener aja gue kaget pas lagi WAB (diklatsar). Ternyata gitu-gitu amat ya. Abis deh pokoknya, hahaha. Setelah gue ikut diklatsar, banyak pelajaran yang gue dapet, apalagi tentang alam bebas. Gue jadi seneng naik gunung dan arus deras. Kecuali panjat, karena gue gak begitu bersahabat dengan papan dan tebing. Gue jadi lebih senang mendalami dunia perjalan-jalanan. Gue jadi lebih fleksibel kalo jalan-jalan. Gak hanya ngider kota, tapi gunung lautan sungai lembah semua gue jabanin. Khususnya untuk sungai. Gue senang dengan ORAD (olahraga arus deras). Walaupun ilmu gue di ORAD masih sangat amat cetek, setidaknya gue mengerti basic dan gue ingin banget mendalami olahraga satu ini. Gue sempet ikut kompetisi dayung sampai jadi juri kompetisi arung jeram, dan kedua pengalaman itu sangat berharga bagi gue. Dibandingkan dengan divisi seperti gunung hutan dan panjat tebing, gue lebih prefer dengan ORAD.

Friday 5 September 2014

Dieng Culture Festival 2014

Udah lama banget gue pengen mampir ke Dieng. Mungkin sejak setahun yg lalu. Daaaan penantian itu akhirnya tiba. Gue berhasil ke Dieng! Selain itu, gue ke Dieng ada acara festivalnya. Yay!

Awalnya gue gak begitu excited dengan festival Dieng ini. Gue cuma tau infonya berlalu lalang di twitter. Tiket VIP habis. Dan gue biasa aja. Sambil nungguin kloter tiket dijual lagi, gue cari temen yg bisa dan mau gue ajakin kesana. Hasilnya? Gak ada yg pada mau ke Dieng. Gue yg mempunyai prinsip “mending pergi sendiri daripada gak pergi gara-gara gak ada temen”, akhirnya memutuskan untuk beli tiket dulu. Sisanya biar takdir yg menentukan.

Penjualan tiket dibuka. Gue niatnya mau beli kelas Festival aja. Lumayan murah. Tapi, entah mengapa kelas VVIP begitu menggoda. Gue yg harusnya mencet tombol Festival, banting setir dan memilih VVIP. Gue beli tiket, VVIP, gak punya temen pergi kesana, dan gak tau mau tinggal dimana. Pinter banget gak sih gue?


4 September 2014

Hari ini gue punya agenda ke Kantor Imigrasi di Jakarta. Dengan tujuan untuk mendaftarkan diri pindah kewarganegaraan (ngarep).
Sebelom berangkat gue nyetrika jilbab gue. Langsung gue cus ke terminal Cileunyi naik bis menuju Cililitan. Sesampainya disana, langsung menuju halte busway Kuningan Timur, ketemuan dengan kakak gue.
Di Kantor Imigrasi sempet ngeyel-ngeyelan sama petugasnya. Jadi, KTP gue kan Bontang, tapi gue bikin paspor di Bandung, terus ngurusin lagi di Jakarta. Petugasnya rada males gitu, jadi aja ngeyel sama kakak gue. Walapun ujung-ujungnya tetep diurusin sih.