Wednesday 30 August 2017

Piknik di Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda (Tahura)

Meskipun saya tinggal di pinggiran kota, rutinitas saya juga selalu dilakukan ke Bandung, salah satunya jika ingin berlibur sekejap. Lucunya, saya yang sudah bertahun-tahun di sini belum mendatangi salah satu lokasi wisata yang tergolong sangat dekat dengan pusat kota Bandung, yaitu Tahura! Lokasi wisata dengan nuansa alam ini letaknya di kawasan Dago Pakar. Minggu lalu, akhirnya saya menyempatkan untuk mampir ke Tahura sebelum saya pindah dari Bandung menuju kota lain.

Berjalan kaki santai di Tahura sembari menikmati suasana alam

Hari minggu (27/8) sekitar pukul 09.00, saya dan mas Obi sampai di Tahura dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 25.000 (Rp 10.000/orang & Rp 5.000/motor). Setelah memarkir motor, kami langsung menuju gerbang masuk lokasi wisata Tahura. Kesan pertama saya, hijau segar! Rindang sekali tempat ini, adem juga. Nyaman sekali lah untuk piknik atau berjalan-jalan santai.

Daun-daun pepohonan yang rimbun

Gazebo di bawah pepohonan

  
Sebelum berjalan lebih jauh menyusuri Tahura, kami ke toilet dulu (supaya perjalanannya lega dan enakeun, hehe). Toilet yang letaknya di belakang museum Ir. H. Juanda bersih. Jadi semakin nyaman mau piknik di sini. Toiletnya juga sudah tidak ada kontribusi uang lagi.

Titik wisata pertama yang kami kunjungi tentu saja Museum Ir. H. Juanda. Museum ini kecil sekali. Hanya berisi foto-foto Tahura jaman dulu, maket wilayah Tahura, alat-alat musik Sunda, dan beberapa kursi untuk duduk. Ada pula pojok seperti ruangan kantor gitu.

Pojok Museum Ir. H.Juanda

Setelahnya, kami langsung menuju jalur Tahura untuk pergi ke titik wisata lainnya, seperti Goa Jepang, Goa Belanda, Curug Omas, dan berujung ke Curug Maribaya. Jadi, jalur Tahura ini akan menyisir jalan Dago hingga akhirnya ke Lembang.

Tujuan selanjutnya adalah Goa Jepang. Selama berjalan kaki di Tahura, kami disuguhkan pemandangan pepohonan yang besar-besar dan rimbun serta berbagai tanaman berbeda jenis. Tak jarang juga bertemu dengan macam-macam bunga. Angin yang sepoi-sepoi turut menemani kami bersama daun-daun yang berguguran. Sepanjang jalan kami mengobrol dan menikmati alam hingga tak terasa sampai juga di Goa Jepang.

Goa Jepang ini terdiri dari beberapa goa. Ada goa yang kecil-kecil dan cuma berupa satu ruangan, ada pula goa yang besar dan di dalamnya terdapat lorong-lorong ruangan. Di depan goa, banyak bapak-bapak yang menawarkan senter untuk disewakan, karena goanya gelap banget. Sewa senter dihargai Rp 5.000/sekali pakai. Kami tidak menyewa senter, tapi menggunakan flash kamera ponsel saja. Lumayan menghemat.

Bapak penyewa senter menawarkan senternya
ke pengunjung di depan Goa Jepang

Diantara beberapa Goa Jepang, kami masuk ke dalam goa yang besar. Saat masuk, kami disambut dengan tanah goa yang tidak datar dan berbentuk bola-bola. Jadi, harus berhati-hati saat jalan supaya tidak tersandung. Suasana di dalam goa juga lembab sekali. Dingin seperti masuk ke dalam ruangan ber-AC. Kami mengikuti orang-orang yang masuk ke dalam. Masuk ke beberapa lorong yang gelap sekali. Sesekali juga memegang dinding goa yang bertekstur kerikil-kerikil nempel gitu.

Salah satu Goa Jepang.

Pengunjung melihat ke dalam Goa Jepang yang besar.

Kegelapan di dalam Goa Jepang

Tekstur tanah Goa Jepang

Pengunjung berlalu lalang di depan salah satu Goa Jepang

Salah satu Goa Jepang

Akar pohon yang tumbuh besar di sebelah Goa Jepang

Melanjutkan perjalanan, kami menuju titik wisata terdekat setelah Goa Jepang, yaitu Goa Belanda. Jaraknya tidak jauh dari Goa Jepang. Selama berjalan kaki, kami bertemu dengan warung-warung yang menyuguhkan makanan dan minuman untuk pengunjung Tahura. Makanannya ada yang instan seperti pop mie dan juga ada jagung bakar. Selain warung, kami juga berjumpa dengan bapak-bapak yang menawarkan jasa menaiki kuda dan adapula ojek untuk pengunjung yang ingin langsung sampai ke titik wisata selanjutnya.Untuk harga kami tidak tahu pasti, karena nggak nanya dan nggak menggunakan jasa itu juga.

Stand penjual jagung bakar
Salah satu warung di sepanjang jalan Tahura


Jasa menunggang Kuda

Berbeda dengan Goa Jepang yang banyak, Goa Belanda ini cuma satu dan ada trek relnya di lantai tanah goanya. Goa ini semacam membelah tanah, jalanan goanya juga tidak begitu panjang.. Ujungnya juga tidak buntu, tetapi tembus ke luar goa yang nantinya akan bertemu dengan jalanan menuju titik wisata selanjutnya, yaitu menuju Curug Omas hingga Curug Maribaya.

Goa Belanda

Selanjutnya untuk menuju curug ini jaraknya agak jauh. Kami pun sebenarnya jalan tidak sampai ke curug. Hanya menikmati suasana alam saja sambil berjalan kaki bersama pengunjung-pengunjung lain. Sepanjang jalur Tahura ini berada di antara punggungan dan lembahan. Jadi, kita bisa melihat pemandangan hutan-hutan dari atas. Kelihatan pula sungai yang mengalir di antara hutan tersebut. Tapi, sayangnya air sungai dari jauh yang nampak sudah mengindikasikan bahwa sungainya tidak jernih. Terbukti saat kami memutuskan untuk berjalan ke arah sungai karena ingin menikmati pemandangan sungai yang (kami harap) menyejukkan karena percikan suaranya yang mulai terdengar. Dan ternyata diluar ekspektasi. Sungainya nyaris berwarna abu dan dikelilingi oleh lumut-lumut. Tidak jarang juga ada sampah yang nyangkut di sungai. Menyedihkan sekali. :(

Memandangi hutan


Pemandangan hutan dari atas. Tampak pula sungai yang mengalir di tengah hutan.


Sungai yang kami lihat


Setelah dari sungai, kami berjalan kembali ke titik awal Tahura. Tidak melanjutkan perjalanan menuju ke curug karena kami berencana untuk makan siang. Tidak membawa perbekalan dan juga sudah lapar, bok! :))

Selain untuk berjalan kaki santai, Tahura ini juga asyik untuk trail running maupun sepedahan. Di perjalanan kami juga bertemu dengan orang-orang yang bersepedahan kok. Walaupun hanya dua orang saja. Kalau mau mengadakan acara-acara gathering atau rekreasi dengan keluarga, Tahura oke banget. Di sini ada fasilitas semacam area berkumpul dan juga ada area bermain. Untuk yang ingin berleyeh-leyeh, bisa juga. Karena saat baru masuk gerbang Tahura, banyak pohon cemara yang menjualng tinggi dengan rerumputan di sekitarnya. Tempat yang pas untuk sekedar piknik asyik. Menggelar alas duduk, berkumpul dengan orang terdekat, berbincang-bincang, sambil santap makanan. Saya juga sempat bertemu dengan teman saya yang kebetulan lagi piknik di bawah pohon. Santai banget ngeliatnya juga. Kapan-kapan pengen juga ah piknik duduk-duduk santai kayak gitu!

Pohon yang menjulang tinggi.

Pepohonan

Jadi, jika sedang berada atau tinggal di Kota Bandung dan butuh tempat pelarian dari rutinitas yang penat dalam waktu yang singkat, Tahura sudah yang paling tepat! Lokasi sangat dekat dari pusat Kota Bandung, tiket masuk yang murah meriah, dan suasana yang alam banget. Keluar dari Tahura pasti energi berasa full charged. Ingat ya, jangan buang sampah sembarangan! :)

Lokasi: Kompleks Tahura Ir. H. Djuanda No.99, Dago Pakar, Ciburial, Cimenyan, Bandung, Jawa Barat 40198

2 comments: